Fakta topi " SANBENITO"


TAUKAH KALIAN ?
Topi Tahun Baru yg berbentuk kerucut ternyata adalah topi dengan bentuk yang di sebut SANBENITO, yakni topi yg digunakan Muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan INKUISISI SPANYOL.
SANBENITO, TANDA MUSLIM TELAH MURTAD

    SANBENITO adalah sebuah pakaian yang menandakan bahwa seorang muslim di Andalusia saat itu telah murtad. 

SANGAT IRONIS !!!!!!!  Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru memakai pakaian SANBENITO untuk
merayakan tahun baru masehi dan merayakan ulang tahun.

Meniup trompet-terompet ala topi SANBENITO di saat pergantian tahun.
Perayaan-perayaan yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah yang justru nyata-nyata berasal dari kaum Kafir.

Kaum yang telah merampas kejayaan Muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam, Andalusia.

Setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih tega memakai SANBENITO? atau membiarkan anak-anak, adik-adik, sahabat-sahabat kita memakainya? padahal 6 abad yang lalu, SANBENITO adalah pakaian tanda seorang muslim telah MURTAD.

Tak hanya tahun baru, Bahkan di sebagian sekolah yg pasti bukan SMPIT Nurul Islam tengaran, ospek atau lebih di kenal dengan orientasi siswa baru pun kerap menggunakan topi berbentuk kerucut , yang merupakan simbol seseorang telah menjadi murtad.

Mau tahu bagaimana sejarah topi kerucut yang identik dengan moment perayaan ulang tahun tersebut?  Dalam kajian Kristologi yang disampaikan Irena Handono, dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia -- ketika kaum muslimin dibantai – keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam.

Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad).

“Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya bersedia mengikuti agama Ratu Isabela.  Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh,” ungkap Irena.

Setelah pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama  yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama  Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.

Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang,  mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan sehingga bokongnya akan tertusuk. Penyiksaan lainnya ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!

“Ini menunjukan, Kaum Kristiani yang katanya memiliki slogan kasih, ternyata ahli di bidang penyiksaan, dan pembantai Muslim dan Yahudi.  Jadi, jangan dikira lembaga inkuisisi itu sudah tidak ada lagi. Juga jangan mengira Knight Templar itu sudah tidak ada. Lembaga Inkuisisi dan Knight Templar itu masih ada hingga saat ini. Buktinya, George W Bush pernah mengatakan, ia diperintah Tuhan untuk melakukan pembantaian dengan menyebut Muslim sebagai teroris,” papar Irena. 

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
 مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

 Jadi janganlah kalian mengikuti budaya mereka ya.....





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susunan Kepengurusan Osis Putra SMPIT Nurul Islam Periode 2016/2017

Nurista Menghafal

PPDB SMPIT Nurul Islam Tengaran 2015/2016